PERUBAHAN FISIOLOGI DAN PSIKOLOGI PERSALINAN KALA 1
Persalinan merupakan proses pergerakan keluar janin, placenta dan membran
dari dalam rahim melalui jalan lahir. Proses ini berawal dari pembukaan dan
dilatasi servik sebagai akibat kontraksi uterus dengan frekuensi, durasi dan
kekuatan teratur yang mula-mula kecil kemudian terus menerus meningkat sampai
pada puncaknya pembukaan servik lengkap sehingga siap untuk pengeluaran janin
dari rahim ibu.
Dalam rangka proses persalinan tersebut maka ibu bersalin akan mengeluarkan
banyak energi dan mengalami perubahan-perubahan
baik secara fisiologis maupun psikologis secara alamiah.
Tahap pertama persalinan
ditetapkan sebagai tahap yang berlangsung sejak terjadi kontraksi uterus yang
teratur sampai terjadi pembukaan lengkap Tahap ini berlangsung jauh lebih lama
dari pada waktu yang diperlukan untuk tahap kedua dan ketiga. Tahap ini juga
merupakan kunci kesuksesan persalinan.
A. PERUBAHAN
FISIOLOGIS PERSALINAN KALA I
1. Perubahan pada uterus :
Uterus terdiri dari dua
komponen fungsional utama yaitu miometrium dan serviks. Berikut ini akan
dibahas tentang kedua komponen
fungsional dengan perubahan yang terjadi pada kedua komponen tersebut.
Kontraksi uterus
Kontraksi uterus bertanggungjawab terhadap penipisan dan pembukaan servik
dan pengeluaran bayi dalam persalinan. Kontraksi uterus saat persalinan sangat unik karena
kontraksi ini merupakan kontraksi otot yang sangat sakit. Kontraksi ini
bersifat involunter yang bekerja dibawah kontrol saraf dan bersifat intermitten
yang memberikan keuntungan berupa adanya periode istirahat/ relaksasi diantara
dua kontraksi. Terdapat 4
perubahan fisiologis pada kontraksi uterus yaitu :
a.
Fundal Dominan atau dominasi fundus.
Kontraksi berawal dari fundus pada salah satu kornu, kemudian menyebar ke
samping dan ke bawah. Kontraksi terbesar dan terlama adalah di bagian
fundus.Namun pada puncak kontraksi dapat mencapai seluruh bagian uterus.
Berikut gambar yang menunjukkan dominasi fundus selama kontraksi uterus :
b. Kontraksi dan Retraksi
Pada awal persalinan kontraksi uterus
berlangsung setiap 15 – 20 menit selam 30 detik dan diakhir kala I setiap 2 – 3
menit selama 50 – 60 detik dengan intensitas yang sangat kuat. Pada segmen atas
rahim tidak berelaksasi sampai kembali ke panjang aslinya setelah kontraksi
namun relative menetap pada panjang yang lebih pendek. Hal ini disebut dengan
retraksi.
c.
Polaritas
Polaritas adalah istilah
yang digunakan untuk menggambarkan keselarasan saraf-saraf otot yang berada
pada dua kutub atau segmen uterus ketika berkontraksi. Ketika segmen atas
uterus berkontraksi dengan kuat dan beretraksi maka segmen bawah uterus hanya berkontraksi
sedikit dan membuka.
d. Differensiasi atau perbedaan kontraksi
uterus
Selama persalinan aktif uterus berubah
menjadi dua bagian yang berbeda Segmen
atas uterus yang berkontraksi secara aktif menjadi lebih tebal ketika
persalinan maju. Segmen bawah uterus dan servik relative pasif dibanding dengan
segmen atas dan bagian ini berkembang
menjadi jalan yang berdinding jauh lebih tipis untuk janin. Cincin retraksi
terbentuk pada persambungan segmen bawah dan atas uterus. Segmen bawah rahim
terbentuk secara bertahap ketika kehamilan bertambah tua dan kemudian menipis
sekali pada saat persalinan.
Berikut adalah gambar cincin retraksi
antara segmen bawah dan atas uterus :
Perubahan Serviks
Kala
I persalinan dimulai dari munculnya
kontraksi persalinan yang ditandai dengan perubahan servik secara progresif dan
diakhiri dengan pembukaan servik lengkap. Kala ini dibagi
menjadi 2 fase yaitu fase laten dan aktif.
Fase laten : Fase yang dimulai pada pembukaan serviks 0
dan berakhir sampai pembukaan servik
mencapai 3 cm. Pada fase ini kontraksi uterus meningkat frekuensi, durasi, dan
intensitasnya dari setiap 10 – 20 menit, lama 15 – 20 detik dengan intensitas
cukup menjadi 5 – 7 menit, lama 30 – 40 detik dan dengan intensitas yang kuat.
Fase aktif : Fase yang dimulai pada pembukaan serviks 4
dan berakhir sampai pembukaan servik
mencapai 10 cm. Pada fase ini kontraksi uterus menjadi efektif ditandai dengan
meningkatnya frekuensi, durasi dan kekuatan kontraksi. Tekanan puncak kontraksi
yang dihasilkan mencapai 40 – 50 mm Hg. Di akhir fase aktif kontraksi
berlangsung antara 2 – 3 menit sekali, selama 60 detik dengan intensitas lebih
dari 40 mmHg. Fase aktif dibedakan menjadi fase akselerasi, fase lereng
maksimal dan fase deselerasi.
(1)
Fase akselerasi : Dari pembukaan servik 3 menjadi 4 cm.
fase ini merupakan fase persiapan menuju
fase berikutnya.
(2)
Fase dilatasi maksimal : fase ini merupakan waktu ketika
dilatasi servik meningkat dengan cepat. Dari pembukaan 4 cm menjadi 9 cm selama
2 jam. Normalnya pembukaan servik pada fase ini konstan yaitu 3 cm perjam untuk
multipara dan 1.2 cm untuk primipara.
(3)
Fase deselerasi : merupakan akhir fase aktif dimana
dilatasi servik dari 9 cm menuju pembukaan lengkap (10 cm) . dilatasi servik
pada fase ini lambat rata-rata 1 cm
perjam namun pada multipara lebih cepat.
Ada 2 proses
fisiologi utama yang terjadi pada servik :
(1) Pendataran servik disebut juga penipisan
servik adalah pemedekan saluran servik dari 2 cm menjadi hanya berupa muara
melingkar dengan tepi hampir setiis kertas. Proses ini terjadi dari atas ke
bawah sebagai hasil dari aktivitas miometrium. Serabut-serabut otot setinggi os
servik internum ditarik keatas dan dipendekkan menuju segmen bawah uterus,
sementara os eksternum tidak berubah.
(2) Pembukaan servik. Pembukaan terjadi
sebagai akibat dari kontraksi uterus serta tekanan yang berlawanan dari kantong
membran dan bagian bawah janin. Kepala janin saat fleksi akan membantu
pembukaan yang efisien. Pada primigravida pembukaan didahului oleh pendataran
servik , sedangkan pada multigravida pembukaan servik dapat terjadi bersamaan
dengan pendataran.
Berikut adalah
diagram berbagai fase dalam pembukaan serviks
2.
Kardiovaskuler
Pada setiap kontraksi, 400 ml darah dikeluarkan dari uterus dan masuk
kedalam sistem vaskuler ibu. Hal ini akan meningkatkan curah jantung meningkat
10%-15%.
3.
Perubahan Tekanan Darah
Tekanan darah
meningkat selama terjadi kontraksi (sistolik rata – rata naik 15 mmHg,
diastolik 5 – 10 mmHg), antara kontraksi tekanan darah kembali normal pada
level sebelum persalinan. Rasa sakit, takut dan cemas juga akan meningkatkan
tekanan darah.
4.
Perubahan Metabolisme
Selama persalinan metabolisme aerob maupun anaerob terus menerus
meningkat seiring dengan kecemasan dan aktivitas otot. Peningkatan metabolisme
ini ditandai dengan meningkatnya suhu tubuh, nadi pernafasan, cardiac output
dan kehilangan cairan.
5.
Perubahan Suhu
Suhu tubuh akan sedikit naik
(0,5 – 1 0C) selama persalinan dan segera turun setelah persalinan.
Hal ini menunjukkan adanya peningkatan metabolisme dalam tubuh.
6.
Perubahan Nadi
Frekuensi nadi diantara dua kontraksi lebih meningkat dari pada selama
periode sesaat sebelum persalianan. Ini merupakan hasil dari metabolisme yang
meningkat.
7.
Perubahan Pernafasan
Peningkatan aktivitas fisik dan pemakaian
oksigen terlihat dari peningkatan frekwensi pernafasan. Hiperventilasi dapat
menyebabkan alkalosis respiratorik (pH meningkat), hipoksia dan hipokapnea (CO2
menurun)
8.
Perubahan Ginjal
Poliuri akan terjadi selama
persalinan. Ini mungkin disebabkan karena meningkatnya curah jantung selama
persalinan dan meningkatnya filtrasi glomerulus dan aliran plasma ginjal.
9.
Perubahan Gastrointestinal
Pergerakan lambung dan absorbsi pada
makanan padat sangat berkurang selama persalinan. Hal ini diperberat dengan
berkurannya produksi getah lambung, menyebabkan aktifitas pencernakan hampir
berhenti, dan pengsongan lambung menjadi sangat Lamban. Cairan tidak
berpengaruh dan meninggalkan perut dalam tempo yang biasa. Mual dan muntah
biasa terjadi sampai ibu mencapai akhir kala I.
10. Perubahan Hematologi
Hemoglobin meningkat sampai
1.2 gram/ 100 ml selama persalinan dan akan kembali pada tingkat seperti
sebelum persalinan sehari setelah pasca salin kecuali ada perdarahan post
partum.
B. PERUBAHAN PSIKOLOGI
PERSALINAN KALA I
Fase Laten : Pada fase ini ibu biasanya merasa lega
dan bahagia karena masa kehamilannya akan segera berakhir. Namun, pada awal
persalinan wanita biasanya gelisah, gugup, cemas dan khawatir sehubungan dengan
rasa tidak nyaman karena kontraksi. Biasanya dia ingin berbicara, perlu
ditemani, tidak tidur, ingin berjalan-jalan dan menciptakan kontak mata. Pada
wanita yang dapat menyadari bahwa proses ini wajar dan alami akan mudah
beradaptasi dengan keadaan tersebut.
Fase aktif : Saat kemajuan
persalinan sampai pada fase kecepatan
maksimum rasa khawatir wanita menjadi meningkat. Kontraksi menjadi semakin kuat
dan frekuensinya lebih sering sehingga wanita tidak dapat mengontrolnya. Dalam
keadaan ini wanita akan menjadi lebih serius. Wanita tersebut menginginkan
seseorang untuk mendampinginya karena dia merasa takut tidak mampu beradaptasi
dengan kontraksinya